Jejak Beton, Luka Alam: Harga Pembangunan yang Tak Terucap
Pembangunan infrastruktur adalah tulang punggung kemajuan, gerbang menuju konektivitas dan pertumbuhan ekonomi. Namun, di balik megahnya jalan, jembatan, dan gedung, tersimpan kisah tentang ruang hidup yang terkikis, alam yang terluka, dan komunitas yang terpinggirkan.
Ketika lahan diubah menjadi beton, seringkali lahan pertanian subur lenyap, sumber air tercemar, dan ekosistem vital hancur. Habitat alami satwa liar tergusur, menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati dan fragmentasi ekologis. Polusi udara, air, dan suara menjadi ancaman nyata bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitar.
Lebih dari itu, pembangunan infrastruktur kerap memaksa penggusuran pemukiman, memutus ikatan sosial yang telah terjalin bertahun-tahun, dan menghilangkan mata pencarian tradisional. Masyarakat adat dan komunitas lokal sering menjadi pihak yang paling rentan, kehilangan tanah leluhur dan warisan budaya mereka demi kepentingan yang lebih besar.
Oleh karena itu, penting untuk selalu mengingat bahwa setiap proyek infrastruktur memiliki harga yang tak hanya terukur dalam nilai finansial, tetapi juga dalam dampak sosial dan lingkungan. Pembangunan harus seimbang, berkelanjutan, dan mempertimbangkan suara serta kebutuhan semua pihak, agar kemajuan tidak datang dengan mengorbankan kehidupan dan kelestarian alam.











