Rusun MBR: Solusi Setengah Hati atau Harapan Sejati?
Akses terhadap hunian layak adalah hak dasar, namun bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), impian ini sering terbentur realita harga tanah dan bangunan yang melambung di perkotaan. Kebijakan Rumah Susun (Rusun) hadir sebagai intervensi pemerintah untuk menjawab kebutuhan krusial ini. Namun, seberapa efektifkah kebijakan ini dalam menciptakan atap yang terjangkau dan layak bagi MBR?
Tujuan Mulia di Balik Beton Vertikal
Secara fundamental, kebijakan Rusun bertujuan menyediakan hunian vertikal yang terjangkau bagi MBR, mengoptimalkan penggunaan lahan perkotaan yang semakin terbatas, dan menata kawasan kumuh. Potensinya besar: menciptakan lingkungan yang lebih terorganisir, mendekatkan MBR ke pusat aktivitas ekonomi, serta meningkatkan kualitas hidup dengan fasilitas dasar seperti sanitasi dan air bersih. Rusun diharapkan menjadi jawaban atas urbanisasi masif dan keterbatasan ruang.
Ketika Realita Menghantam Kebijakan
Implementasi Rusun tidak tanpa hambatan. Seringkali lokasi Rusun dibangun di pinggir kota, jauh dari akses transportasi publik dan lapangan kerja, yang justru meningkatkan biaya hidup MBR dan mengurangi efektivitasnya sebagai solusi mobilitas. Harga sewa atau cicilan, meskipun disubsidi, kadang masih memberatkan bagi segmen MBR paling bawah.
Selain itu, isu kualitas konstruksi yang bervariasi, pengelolaan pasca-penghunian yang kurang optimal, dan pemeliharaan fasilitas umum yang minim seringkali muncul. Tantangan lain adalah validasi data MBR agar bantuan tepat sasaran, menghindari penyalahgunaan, dan memastikan keberlanjutan komunitas di dalamnya.
Dampak dan Jalan ke Depan
Meski banyak tantangan, Rusun telah berhasil menjadi "atap" bagi sebagian MBR yang sebelumnya tidak memiliki hunian layak. Ini adalah langkah maju yang patut diapresiasi. Namun, jangkauannya masih terbatas dan belum merata.
Untuk mencapai potensi maksimalnya, diperlukan penyempurnaan kebijakan yang berkelanjutan:
- Lokasi Strategis: Prioritaskan lokasi yang terintegrasi dengan transportasi publik dan akses lapangan kerja.
- Kualitas dan Desain: Tingkatkan standar kualitas bangunan dan desain yang ramah penghuni serta berkelanjutan.
- Skema Pembiayaan Adaptif: Kembangkan skema sewa atau cicilan yang lebih fleksibel dan sesuai daya beli MBR yang beragam.
- Pengelolaan Komprehensif: Perkuat tata kelola dan pemeliharaan Rusun pasca-penghunian, melibatkan penghuni dalam prosesnya.
- Kolaborasi Multi-Pihak: Libatkan pemerintah daerah, swasta, dan komunitas dalam perencanaan hingga operasional.
Kebijakan Rusun adalah langkah krusial. Ia bukan sekadar bangunan fisik, melainkan ekosistem yang membutuhkan perhatian holistik. Hanya dengan pendekatan komprehensif dan kolaborasi kuat, Rusun dapat bertransformasi dari solusi setengah hati menjadi harapan sejati bagi jutaan MBR di Indonesia, mewujudkan mimpi memiliki hunian layak.











