Benteng Bangsa di Pusaran Ancaman Global: Urgensi Penilaian Sistem Bela Negara
Konsep bela negara, yang secara tradisional kerap diasosiasikan dengan kekuatan militer, kini menghadapi realitas ancaman global yang jauh lebih kompleks dan multi-dimensi. Ancaman seperti perang siber, terorisme lintas batas, pandemi, disinformasi masif, hingga krisis iklim, bukan lagi bersifat konvensional melainkan asimetris dan tak kasat mata, yang mampu mengikis ketahanan nasional dari berbagai lini. Oleh karena itu, penilaian sistem bela negara menjadi krusial untuk memastikan relevansi dan efektivitasnya di era ini.
Pergeseran Paradigma Ancaman:
Dulu, ancaman diukur dari kekuatan militer negara lain. Kini, ancaman bisa datang dari mana saja, kapan saja, dan dalam bentuk apa saja. Disinformasi yang merusak persatuan, serangan siber yang melumpuhkan infrastruktur vital, atau krisis pangan akibat perubahan iklim, semuanya menuntut respons bela negara yang tidak hanya bersifat militeristik, tetapi juga mencakup aspek sosial, ekonomi, budaya, dan teknologi.
Dimensi Penilaian yang Holistik:
Penilaian sistem bela negara harus melampaui inventarisasi alutsista. Ia harus mencakup:
- Sumber Daya Manusia: Seberapa patriotis, terampil, dan berwawasan digital warga negara dalam menghadapi ancaman modern?
- Infrastruktur Digital: Kesiapan pertahanan siber, literasi digital masyarakat, dan kemampuan memfilter informasi.
- Ketahanan Sosial: Tingkat kohesi sosial, toleransi, dan kesiapan masyarakat untuk bersatu menghadapi krisis.
- Kemandirian Ekonomi: Kemampuan negara bertahan dari guncangan ekonomi global dan memastikan ketersediaan kebutuhan dasar.
- Regulasi dan Kebijakan: Apakah kerangka hukum dan kebijakan sudah adaptif terhadap jenis-jenis ancaman baru?
- Sinergi Antar-lembaga: Efektivitas koordinasi antara militer, polisi, intelijen, pemerintah daerah, dan masyarakat sipil.
Membangun Ketahanan Adaptif:
Penilaian ini bukan sekadar evaluasi, melainkan proses berkelanjutan untuk mengidentifikasi celah, memperkuat potensi, dan mengembangkan strategi yang adaptif. Sistem bela negara harus mampu berinovasi, berkolaborasi, dan melibatkan seluruh elemen bangsa. Kegagalan dalam melakukan penilaian dan adaptasi ini akan menjadikan benteng pertahanan negara rapuh di tengah pusaran ancaman global yang tak terduga. Masa depan bangsa yang berdaulat dan aman sangat bergantung pada kemampuan kita untuk terus-menerus menguji dan memperkuat sistem bela negara kita.











